Menyandingkan Seli & MTB

Sudah dua pekan ini, Si Seli warna kuning setia menemani dari kos-kantor PP. Keberadaannya sedikit “mengusur” eksistensi MTB Lovely Blue.

Boleh dibilang, Seli memang memikat di hati. Untuk rute kota-kota yang minim jalan rusak dengan trek datar, Seli lebih nyaman dikangkangi daripada MTB yang memiliki tapak ban lebih lebar.

Program menyandingkan Seli dengan MTB sebenarnya sudah terpikir cukup lama. Selain ngikuti tren “nyeli”, niat jahat memboyong Seli dari toko sepeda lebih didasarkan pada kebutuhan. Hampir tiap hari ngantor pake sepeda, aku terpikir sepeda yang pas untuk rute kota-kota.

Sebenarnya bisa pakai MTB yang sudah aku punya. Tapi itu tadi, kurang asyik rasanya melibas jalan mulus dengan ban “pacul”. Bisa saja aku ganti ban tapi nafsu untuk “nyeli” tak bisa dibendung lagi. Alhasil Seli Polygon seri bike to work aku boyong dari Toko Sepeda Rukun Makmur.

Seli menawarkan kemudahan dan kepraktisan. Sepeda bisa ditekuk, dimasukkan bagasi atau masuk gerbong kereta, memudahkan kalau ingin gowes di luar kota. Seli juga menawarkan seksian. Bentuk rangkanya yang mini, dengan seatpost dan dudukan setang panjang menjadikan Seli terkesan seksi.

Seli memang telah merebut hati, tapi bukan berarti MTB tersisih begitu saja. Petualangan liar dan menggila selalu ditawarkan kala duduk di sadel MTB. Ajrut-ajrutan, pantat bergoyang adalah sensasi yang selalu ditawarkan MTB.

Alangkah indahnya memadukan dua sepeda dengan dua gaya yang berbeda. Seli atau MTB sama saja karena sebenarnya yang paling penting bukan sepedanya tapi bersepedanya.

About angscript

Aku hanyalah jurnalis kecil yang bekerja di media kecil di sebuah kota kecil dan menghadapi masalah-masalah kecil dan orang-orang kecil. Tulisan ini hanyalah tentang hal-hal kecil agar aku bisa belajar berkata-kata, saat kata belum terbungkam dan kata masih bisa menjadi senjata. Jangan dianggap serius!!! Lihat semua pos milik angscript

Tinggalkan komentar